31 maret 2011
Untuk pertama kali nya, mengajak icha menggunakan fasilitas umum jembatan penyeberangan. Agak deg-degan juga, soalnya saya sebenarnya sedikit phobia dengan fasilitas ini. Kondisi sudah agak tua, karat besi dimana-mana. Mau nginjak takut ambrol, mau pegangan takut tetanus. Belum lagi kondisi yang sepi, karena jarang yang menggunakan. Terbayang seandainya ada orang yang berniat jahat, mengganggu di atas jembatan penyeberangan, mau minta tolong ke siapa ? Sementara di bawah suara deru mobil sangat keras, suara minta tolong dari atas jembatan pasti hanya tertelan angin saja. Anyway, berhubung tidak ada pilihan lain, daripada saya nekat melintasi jalan super raya yang posisi nya tepat di tikungan, dengan mobil-mobil yang melaju kencang seolah tak memberi kesempatan kepada penyeberang jalan, saya bawa icha ke jembatan penyeberangan.Membuat suasana ''seolah-olah'' mengasyikan, menghitung tangga naik.. One,two, three.. Ups baru 3 tangga icha udah mutung minta gendong. Wadoh, naik sendiri aja udah ngos-ngosan, apalagi sambil nggendong? Apa boleh buat, tidak ada pilihan yang bisa saya pilih. Setelah habis tangga, saya bujuk icha supaya turun. setelah itu melewati tangga turun.. Mulai berhitung lagi.. One, two, three... Ten... Twenty.. Twenty five.. Twenty six... Thirty.. Fuuuh, akhirnya sampai juga kami di bawah. Saya atur nafas sebentar, hosh hosh... Tapi sok jaim, masa kalah sama anak 3 tahun :D Alhamdulillah, lancar juga perjalanan kami menyeberangi jalan raya.
Dalam perjalanan pulang, kami asyik bercerita tentang jembatan penyeberangan. First time for her. Semoga berkesan.
0 Komentar
Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )