Ngadepin bocah tantrum memang dilema. Diturutin salah, nggak diturutin tambah salah. Eh yang bener memang jangan diturutin.Tapi prosesnya nggak gampang dan harus konsisten. Jangan kalah ikut ketularan tantrum. Memangnya tantrum menular bu? hehe,. dicoba saja.
Nah, ngomong-ngomong masalah tantrum, kebiasaan Faisya ( 5 tahun ) setelah bangun tidur ya tantrum itu. Jika saya nggak buru-buru 'menyambutnya' dengan pelukan dan pujian, biasanya dia akan berteriak...Mamaaa sinii! temeni adek...! Nah.. kalau sudah begini, level sabar saya harus di stel ke level tertinggi.
Yang paling sering nih, dia bingung antara masih ngantuk, nggak mau sekolah, dan ingin ikut antar kakaknya ke sekolah. Akhirnya yang ada marah-marah nggak jelas. Momen ini saya coba untuk mengaplikasikan praktek komunikasi produktif di poin memberikan pilihan.
"Masyaa Allah.. anak shalihah sudah bangun.... yuk baca doa bangun tidur dulu..bismillaah..."
"Hari ini tanggal hitam atau tanggal merah..?" tanyanya
"Sekarang masih tanggal hitam..yuk siap-siap kita.."
"Kakak sudah mandi?"
"Sudah.. itu kakak sudah siap. Adek mau mandi sekarang supaya bisa ikut anak kakak ke sekolah, atau mandi nanti.. nunggu di rumah sementara Mama antar kakak?"
"Mau ikut antar kakak.."
"Oke, yuk mandi dulu...."
Alhamdulillah, pagi yang indah tanpa drama. Sejauh ini, trik memberikan pilihan cukup manjur saya terapkan pada Faisya.
#level1
#day9
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
0 Komentar
Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )