Keberadaan Paklek penjual mainan di parkiran masjid saat ngaji di TPQ, menjadi penyemangat tersendiri bagi anak-anak. Kami para orangtua, mengistilahkan "pajak" karena setiap ngaji selalu kena wajib "pajak" dua ribu rupiah untuk membeli mainan di paklek. Tidak terlalu mahal memang, tapi jika dalam seminggu 5 hari mengaji sehingga 5x membeli mainan, lama-lama rongsokan mainan itu "nyusuh" di pojokan rumah. Selain itu, menurut saya, membeli mainan setiap hari, berapapun itu harganya, kurang tepat untuk dibiasakan.
Sudah beberapa bulan terakhir ini, Faisya setuju untuk menerapkan sistem selang-seling beli mainan. Hari ini, boleh beli mainan di Paklek, besok tidak beli. Demikian seterusnya. Saya bersyukur Faisya mau kooperatif melaksanakan aturan yang kami sepakati bersama.
Belum banyak anak lain yang bisa seperti itu saya rasa. Beberapa kali masih terlihat sesi drama dari beberapa anak yang merengek bahkan menangis meminta beli mainan di Paklek.
Sambil menunggu di pelataran parkir, saya menguping percakapan Faisya dan temannya sekeluarnya mereka dari masjid.
Teman : Ayo kita beli mainan dulu..
Faisya : Aku nggak beli
Teman : Kenapa ?
Faisya : Nggak apa-apa, karena kemarin aku sudah beli. Besok baru boleh beli lagi.
Teman : Oh gitu..
Faisya : Iya.. Aku pulang dulu yaa.. Daah..
Alhamdulillah no crying no drama, aman dompet mamak. Hehee...
Sekali lagi saya sangat bersyukur diberikan kemudahan dalam mendidik anak-anak.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8 #RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari #CerdasFinansial
0 Komentar
Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )