Bagaimana jika orang yang menyusup masuk ke garasi belakang rumahmu adalah dirimu 28 tahun yang akan datang ?
Mungkin kalian berfikir, itu skenario yang sudah biasa di film genre sci fi time travel.. Tapi di The Adam Project pertemuan dua Adam, usia 12 tahun dan 40 tahun, menjadi sebuah kisah seru yang memadukan time travel, sci fi action, drama keluarga dan juga komedi.
Tayang di Netflix 11 Maret 2022, The Adam Project menjadi film yang ditunggu-tunggu oleh pecinta film time travel, termasuk saya. Apalagi ngintip nama-nama pemainnya yang berjejer bintang-bintang papan atas seperti Ryan 'Deadpool' Reynolds, Mark 'Hulk' Ruffalo, Jennifer Garner dan Zoe Saldana, pemeran Gamora di Avenger. Film ini layaknya sebuah reuni, mengingat Mark dan Jennifer juga pernah main bareng di film "13 Going On 30" yang juga bertema time travel.
Plot Singkat The Adam Project
Tahun 2050, Adam Reed 40 tahun ( diperankan Ryan Reynolds ) seorang pilot pesawat jet lintas waktu berencana menuju tahun 2018 untuk mencari Laura ( Zoe Saldana ), istrinya, yang hilang 4 tahun lalu. Namun karena gangguan dari rivalnya, dia terpaksa mendarat darurat di tahun 2022. Di tahun 2022 ini dia bertemu dirinya yang berumur 12 tahun.
Tahun 2022, Adam Reed 12 tahun ( diperankan Walker Scobell ), bocah yang kepoan dan cerewetnya minta ampun, kaget mendapati seorang pria 40 tahun di garasi rumahnya, yang ternyata adalah dirinya di tahun 2050. Meski awalnya kaget, Adam muda sepakat untuk membantu misi Adam dewasa ke tahun 2018 meskipun dengan resiko tidak bisa kembali ke waktu aslinya jika misi ini gagal.
Walker Scobell vs Ryan Reynolds, mirip kan? |
Sesederhana itu konsep time travel di The Adam Project, selebihnya adalah bumbu drama keluarga yang mengharu biru tentang perjuangan Adam dan Mamanya ( Ellie Reed, diperankan Jennifer Garner ) untuk move on setelah sang Ayah ( Lois Reed diperankan oleh Mark Ruffalo ) meninggal 1,5 tahun lalu. Ellie bersikap sok kuat karena tidak ingin menambah kesedihan Adam. Sementara Adampun bersikap cuek minus empati kepada Mamanya, sambil dia berjuang mengatasi kesedihannya sendiri. Padahal jika mereka mau terbuka, justru akan saling menguatkan satu sama lain, kan ?
Adam 12 tahun, digambarkan sebagai bocah nyebelin ( menurut Adam dewasa ), sok tau, banyak ngomong tapi smart. Fisiknya yang kecil, penyakitan asma menjadikannya bulan-bulanan Ray si tukang bully. Menurut saya sih, Walker Scobell terlalu kiyut untuk dibilang menyebalkan, saya sampai heran, kenapa si Adam dewasa segitu keselnya sama Adam bocah. Namun saya setuju 100% bahwa Walker sangat sukses memerankan Ryan Reynolds muda. Gesture, ekspresi wajah dan bahkan candaannya benar-benar membawa imajinasi saya bahwa mereka adalah orang yang sama. Didukung wajah yang emang beneran mirip. Banyak dialog lucu antara Adam dewasa dan Adam bocah, tapi sering juga nyelip kalimat-kalimat yang mengharukan. Seperti ketika Adam bocah dengan polosnya mengritik Adam dewasa yang belum bisa move on dari kematian ayahnya. Adam dewasa mengakui dan bertanya.. How'd you get to be so smart ? eh, si Adam bocah malah jawab, How'd you get to be so dumb ? Antara haru dan mau ngakak kan jadinya.
Untuk urusan akting jadi cowok nyebelin, Ryan Reynolds memang jagonya. Namun di film ini, Ryan juga menampilkan emosi kesedihan mendalam karena kehilangan ayah sejak umur 11 tahun, dan penyesalan terbesar si Adam akan sikap cueknya selama ini kepada sang Mama.
Sepanjang durasi 1 jam 46 menit film ini ngga ngebosenin sama sekali ( mungkin karena saya fans berat film time travel hehe ). Taulah Ryan Reynolds yang kocaknya gak ada obat, bahkan saat dia kesakitan kena tembak pun masih bermunculan joke-joke segar ala Ryan Reynolds.
Bagaimana dengan Mark Ruffalo ? Di film ini Mark berperan sebagai Lois Reed, ayah Adam. Lois seorang profesor Fisika yang menggagas tentang konsep perjalanan waktu. Peran sebagai profesor jenius, bukan peran yang menantang bagi Mark. Karakter Lois Reed ini juga agak mirip-mirip dengan Bruce Benner. Jadi di film ini aktingnya Mark plain aja sih menurut saya.
Kesimpulan
Sebagai film time travel, The Adam Project terbilang cukup sederhana plotnya. Kita bisa nonton tanpa harus mikir susah-susah karena ceritanya gampang dicerna. Komposisi drama keluarga yang dipadu action sci fi membaur dengan sempurna, dibumbui komedi duo Adam yang sering beradu dialog kocak.
Untuk sebuah drama keluarga, koreo action dan special effect untuk film ini terasa terlalu megah. Tapi karena diawal konsepnya memang sci fi, ya sah-sah aja. Adegan baku tembak dengan berbagai perangkat canggih ditampilkan untuk meyakinkan penonton bahwa mereka beneran datang dari tahun 2050. Apakah aman ditonton oleh anak? Kembali ke value keluarga masing-masing yah, Sebab film ini juga menampilkan adegan bullyng dan kekerasan, plus 'sedikit' adegan dewasa ( meski sebatas hanya kissing).
Overall, film The Adam project ini seru, lucu, dan sangat menghibur. Menghadirkan tema time travel yang biasanya rumit dengan segala teori kuantum waktu yang jelimet menjadi sederhana dan enak ditonton. Juga memadukan drama keluarga dengan sci fi action dengan sangat menarik, dibumbui komedi cerdas yang menghibur. I just wondering, gimana bisa Adam bocah yang kecil kurus itu, gedenya jadi kekar berotot gitu ya, apakah pakai serum macam kapten amerika, haha.. trus, Adam ini kan beberapa hari diajak time travelling sama Adam dewasa, mama nya ngga nyariin apa yah.. haha, dahlah, namanya juga film fiksi, ribet amat pikiranmu mbac..
Oke, terima kasih sudah membaca review The Adam Project ala diarynovri, semoga berfaedah. Buat yang ingin nonton, met nonton aja. Ngobrol lagi disini kalau udah nonton yaa.. ^^
2 Komentar
Cowo itu kadang pertumbuhannya telat mba 🤣🤣. Temenku juga ada, yg kecilnya kuruuus, pendek, gedenya JD agak kumayan tinggi dan Krn sejak SMU sering gym, dan minum susu protein tinggi, jadi berotot gede 😄.
BalasHapusBtw, aku akhir2 ini banyak baca review fim Adam's project ini. Dulu2 aku ga terlalu suka nonton ttg time travel, Krn puyeng, alurnya suka bikin bingung. Tapi banyak yg rekomendasiin film ini dan memang bilang ini ringan ga mumet nontonnya 🤣. Jadi aku tertarik sih 😄. Berkali2 lewat di timeline juga 😁. Ntr ah, mau sekalian buat tontonan weekend
haha, betul juga mba Fanny.. jadi ingat sama temannya anak-anakku waktu SD, rata2 anak cowok gedenya belakangan, di kelas 5-6 yang keliatan tinggi-tinggi anak ceweknya.
Hapusini memang ringan banget plot time travelnya, nge blend sempurna antara drama keluarga, komedi dan sci fi nya. enak buat ditonton ulang
Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )