foto dari UnSplash |
Tetiba saya teringat beberapa tahun lalu pernah dihubungi mbak Lusi pemilik blog beyourselfwoman.com untuk ngobrolin tentang kerajinan decoupage, sebagai bahan untuk ditulis di blog beliau. Rasanya sudah lama banget, padahal baru beberapa tahun yang lalu, bukan beberapa abad yang lalu, haha..
Iya, memang sudah lama banget saya nggak nyentuh pernik-pernik craft.. bahkan akun @maisyacraft yang dulu niatnya mau jadi rumah maya untuk memajang hasil karya dan jualan bahan craft, kini mati suri. Setelah baca-baca lagi tulisan mbak Lusi hasil obrolan kami tentang decoupage via DM instagram ( mbak Lusi domisili di Jogja, btw.. jadi kami memang belum pernah kopdar ) saya jadi berpikir lagi, apa iya serius pensiun nge craft ?
Sedikit cerita, craft - DIY memang menjadi salah satu passion saya sejak dulu. Kalau kata designer kondang Anne Avantie, DNA itu menurun, saya bisa bilang kesukaan saya bebikinan aka DIY tidak lain karena turunan DNA dari bapak. Bapak itu orangnya nggak bisa diam, serba bisa. Membuat ataupun memperbaiki barang rusak bukan hal yang sulit bagi beliau. Saya ingat, jika kami membeli sesuatu pertama-tama Bapak akan memperhatikan benda tersebut, dibolak-balik, diamati dengan seksama kemudian seperti yang kami duga, Bapak akan bilang..
"Iki nggawe dewe wae iso.."
( Ini bikin sendiri aja bisa )
Haha, itulah sekelumit cerita tentang Bapak saya. Dulu rasanya lucu, saya kerapkali mencibir setiap Bapak bilang akan membuat sesuatu. Tapi dalam hati saya bangga dengan Bapak yang serba bisa. Setelah saya tinggal jauh dari orang tua semakin terasa butuh keahlian Bapak. Setiap kali ada barang kami yang rusak, spontan saya mbatin, "..andai Bapak disini, pasti sudah diperbaiki.."
Uniknya, Bapak pernah memperbaiki lemari pakaian kami yang rusak, disulap jadi rak buku. Lemari bahan partikel board tahu kan yah, yang gampang rusak jika kena air. Qadarullah rumah pernah kebanjiran hingga bagian bawah lemari ambrol jadi bubuk. Ketika Bapak mengunjungi kami, saya ceritakan tentang lemari itu dan langsung sat set... bagian-bagian yang rusak dipotong, pintu dibuat jadi sekat.. sim salabim jadi apa prok prok prok... jadilah rak buku. Alhamdulillah, awet sampai sekarang.
Dan, kebiasaan 'apa-apa ingin membuat sendiri' itu succesfully nurun ke saya. Meskipun kadang-kadang, hasilnya ngga sebanding dengan effort yang dikeluarkan, hehe. Alasannya, mendapat kepuasan.
foto hanya pemanis ( sumber UnSplash ) |
Nah, kembali ke wacana ingin pensiun dari nge craft
Menekuni bidang craft - DIY itu kalau bukan karena passion yang kuat akan gampang goyah. Printilannya banyak, lumayan mahal. Harga jual, jika haskarnya bagus mungkin bisa menutup biaya bahan. Tapi seringkali haskar dihargai kurang dari harapan. Masih sering mendengar cemoohan, '..ih, gitu aja kok mahal.." ya ngga siih..
Nggak usah lihat orang lain, jujur aja sih saya sendiri juga bukan orang yang gampang beli-beli. Pasti mikir, harga dengan barang worth atau tidak. Bikin-bikin craft akan menyenangkan jika dikerjakan sebagai hobi, tidak ada tuntutan ekonomi harus laku sekian, atau minimal BEP biaya alat, bahan dan tenaga tercover.. Maka dari ituuu.. sejak punya kesibukan work from home, mau nggak mau saya harus pasang skala prioritas. Ketika sejam bisa cuan sekian dollar, rasanya sayang mau ngerjakan yang lain.
Boleh nggak setuju kok, anggap aja ini curcolan orang yang lagi butuh pembenaran.
Tapi apapun itu, craft buat saya tetaplah istimewa. Seakan sudah menjadi bagian dari diri saya. Istilah pensiun mungkin kurang tepat sebab masih ada ( banyaak malahan ) di wishlist saya, cabang-cabang craft yang ingin saya pelajari. Tinggal ngatur waktu eksekusinya saja.Tapi untuk undangan jadi narsum tutorial craft, sepertinya saya memilih tidak dulu, bukannya mau sombong.. justru karena saya merasa belum mumpuni berbagi sebagai narsum, juga ada sebab karena pernah ngalamin hal-hal yang bikin kapok ketika jadi narsum craft. Selain itu, efforts untuk menyiapkan materi, alat bahan dll sebagai bahan presentasi itu lumayan menyita waktu.
Akhir kata dari curhatan yang gajelas ini,
Mudah-mudahan artikel-artikel craft di blog ini bisa bermanfaat. Jika ada yang teman-teman ingin ketahui tentang tutorial craft, cara bikin-bikin sesuatu, kasih tau di kolom komentar ya.. siapa tahu saya pernah bikin dan bisa saya share disini ^^
2 Komentar
Bener sih mba. Bikin2 DIY gini enaknya kalo memang hobby. Jadi ga sakit2 amat kalo di penjualan ga sesuai target. Aku selaku sakit dengan orang yang jago membuat sesuatu. Dari barang biasa aja, bisa disulap jadi lebih cantik, lebih kokoh atau lebih fungsional 👍👍. Sayang di keluargaku ga ada yg begitu, kecuali mama palingan, Diksh bakat jahit, nyulam, knitting, crochet , masak, tapi satupun ga ada yg turun ke anaknya wkwkwkwkwkwkkw
BalasHapusSemua pada mikir praktis, beli ajalah , 🤣
suka kalau liat orang lain kreatif kreatif semua, bahkan bikin tas sulaman aja bisa cantik dan jadi nilai jual yang tinggi dipasaran, tapi apadaya aku ga bisa bikin
BalasHapusdulu waktu sekolah sempet belajar kayak bikin sulaman, cuman sekadar pengen tau dan bisa, bukan sebagai passion yang dilakoni sampe sekarang
beda sama adikku yang kayaknya masih bisa bikin sulaman, mungkin lebih telaten adekku dibanding aku
Haloo, terima kasih sudah membaca ! Jika kalian mempunyai pertanyaan terkait artikel ini, silakan drop pertanyaan di kolom komentar, bukan melalui media sosial. Jangan gunakan profil 'unknown' ya .. ( maaf banget niih, komentar 'unknown' dan meninggalkan link hidup tidak saya tampilkan )